Cara Sederhana Budidaya Belut
Cara Sederhana Budidaya Belut – Belut saat ini mulai dilirik sebagai sumber protein selain ikan. Jumlah konsumsi belut dari waktu ke waktu terus meningkat. Tidak saja hanya diolah menjadi keripik atau camilan.
Untuk mencukupi kebutuhan pasar kini
tidak lagi cukup mengandalkan perburuan belut di alam liar. Maka dari
itu kini telah banyak pihak yang membudidayakan belut. Media budidaya
yang paling popular adalah menggunakan tong dan lahan terpal.
Kelebihan dari budidaya lahan terpal ini
tentu saja dari sisi budgeting dan kemudahan. Dengan demikian hasil
yang diperoleh bisa optimal sehingga budidaya ini pantas untuk dilirik.
Bahan yang dibutuhkan dalam budidaya ini
tentu saja terpal. Selain itu dibutuhkan kayu atau bambu sebagai rangka
dan sedikit alat tambahan lain.
Gunukan ukuran terpal yang sesuai dengan
luas lahan. Banyak toko yang menjual terpal dengan berbagai varian
seperti ukuran 3 x 4 x 1 meter, 2 x 3 x 1 meter dan 5 x 5 x 1 meter.
Terpal yang digunakan bisa yang baru
atau bekas. Hanya saja perlu diperhatikan kondisi terpal masih layak
pakai dan tidak ada yang sobek. Hal ini karena bila ada sedikit sobekan
besar kemungkinan akan menjadi jalan keluar bagi belut.
Batang bambu digunakan sebagai rangka
atau tiang pancang agar terpal bisa berdiri kokoh. Pastikan rangka cukup
kokoh sehingga bisa menahan lumpur agar tidak longsor. Bila terjadi
longsor dipastikan belut akan berkeliaran ke mana-mana.
Rakit terpal dengan alat-alat pendukung
menjadi kolam yang bisa diisi lumpur. Bahan-bahan pendukung ini adalah
tali dan paku. Sedang pipa peralon digunakan sebagai saluran pembuangan
tapi pada ujungnya diberikan saringan agar belut tidak lepas.
Meski menggunakan terpal ada baiknya
tetap menggali tanah. Tujuannya agar beban terpal tidak terlalu berat.
Penggunaan media terpal ini lebih untuk mencegah agar belut tidak keluar
kolam.
Bila kolam telah siap bisa di isi dengan
campuran tanah dan kompos serta bahan lain yang bisa memaksimalkan
tumbuh kembang belut. Bahan tambahan tersebut diantaranya adalah vetsin
yang mampu meningkatkan daya tahan belut.Endapkan tanah dalam kolam untuk
beberapa hari sehingga tanah atau lumpur dalam kolam siap digunakan.
Bibit yang bisa dimasukan dalam kolam adalah 2 kilogram permeter
persegi.
Jangan memberikan bibit terlalu banyak
karena pertumbuhan bisa jadi tidak optimal. Sedang bila bibit terlalu
sedikit akan terlalu banyak ruang tidak terpakai. Bila menggunakan kolam
berukuran 3 x 4 adalah 24 kilogram.
Pakan baiknya diberikn tiap pagi dan
sore sebanyak 5 persen dari jumlah bibit yang digunakan. Tapi seiring
sejalan berat pakan akan terus bertambah dengan asumsi bahwa belut juga
bertambah besar.
Agar sisa pakan tidak menjadi racun atau
bau bisa dinetralisir menggunakan EM4. Selain itu bahan ini juga
terbukti mampu meningkatkan kadar oksigen dalam lumpur. Bahan ini bisa
ditabur seminggu 2 kali dengan takaran 100 cc untuk tiap meter persegi.
Selain pemberian pakan dan EM4 secara
teratur perlu juga diperhatikan sirkulasi air yang ada dalam kolam.
Lakukan pengecekan berkala terhadap fungsi pipa peralon, jangan sampai
terjadi sumbatan atau jaring jebol karena dapat membuat belut lepas.
Belut bisa dipanen setidaknya setelah 4
bulan kemudian. Bila ukurannya ingin lebih besar bisa menambah waktu
hingga 6 bulan baru bisa dipanen.
Cara panen sangat mudah, hanya dengan
mengeluarkan air kemudian mengambil belut yang ada di kolam. Kalau ingin
lebih mudah pindahkan ke bak penampungan dengan jaring dan semprot
tanah hingga menyisakan belut saja.
Reviewed by Nicopriutama86
on
00.11
Rating:
Tidak ada komentar